KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah ysng memiliki
segala karunia, keutamaan, da kebaikan. Selawat dan salam dilimpahkan kepada
Nabi Muhammad yang diutus kepada manusia dan jin. Dan kepada keluarganya yang
suci, sahabat-sahabatnya yang setia serta kepada pengikut mereka yang selalu
mengikuti jejeak kebaikan.
Alhamdulillah
berkat rahmat taufik hidayah dan inayah Allah Saya dapat menyelesaikan tugas Mata
Kuliah Pendidikan Agama Islam ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas
tentang Pentingnya akhlak, moral, etika
di dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis juga mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat Penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Dalam penulisan makalah ini,
penulis menggunakan metode kepustakaan dan browsing dimana penulis mengambil
beberapa sumber (sebagaian besar dari buku dan internet ) dan menyimpulkan apa
yang didapatkan dari sumber-sumber tersebut.
Dalam penulisan makalah ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang
telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
Buloh Blang Ara, 20 Desember 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Ruang Lingkup
Dalam agama Islam diatur berbagai
aspek kehidupan yang ada dalam lingkungan manusia , antara lain : fiqih,
aqidah, muamalah, akhlaq, dan lain-lain. Seorang muslim bisa dikatakan sempurna
apabila mampu menguasai dan menerapkan aspek-aspek tersebut sesuai dengan
Al-Quran dan Hadist.
Dalam kehidupan sehari-hari,
terutama dalam pergaulan, kita mampu menilai
perilaku seseorang, apakah itu baik atau buruk. Hal tersebut dapat
terlihat dari cara bertutur kata dan bertingkah laku. Akhlak, moral, dan etika
masing-masing individu berbeda-beda, hal tersebut dipengaruhi oleh lingkungan
internal dan eksternal tiap-tiap individu.
Pada masa seperti ini kehidupan
yang semakin maju sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan akhlak, moral,
dan etika seseorang. Kita amati perkembangan perilaku seseorang pada saat ini
sudah jauh dari ajaran Islam, sehingga banyak kejadian masyarakat saat ini yang
cenderung mengarah pada perilaku yang negatif dan meninggalkan amalan amalan ke
islaman
Oleh karena itu, penulis mencoba membuat
makalah ini dengan judul Pentingnya akhlak, moral, etika dalam kehidupan
sehari-hari dengan harapan agar akhlak, moral, dan etika yang kurang baik dapat
diperbaiki sesuai dengan ajaran Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Akhlak
Akhlak adalah suatu sikap yang
melekat dalam jiwa seseorang yang melahirkan perbuatan-perbuatan berdasarkan
kemauan dan pilihan, baik dan buruk, terpuji dan tercela. Akhlak tersebut dapat
menjadi tabiat seseorang berdasarkan pengaruh pendidikan yang diterima.
Dari
sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar (bentuk
infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan (wazan)
tsulasi majid af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti al-sajiyah (perangai),
at-thobi'ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman),
al-maru'ah (peradaban yang baik) dan al-din (agama).
Akar
kata akhlak dari akhlaqa sebagai mana tersebut diatas tampaknya kurang pas,
sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan akhlak, tetapi ikhlak. Berkenaan
dengan ini, maka timbul pendapat yang mengatakan bahwa secara linguistic,
akhlak merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak
memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang sudah demikian adanya.
Diantara
akhlak orang islam yang diajarkan agamanya ialah mementingkan orang lain dan
mencintainya. Orang islam tatkala melihat ada kesempatan untuk membantu orang
lain, ia akan berusaha mendahulukan kepentingan orang lain dari kepentingannya
sendiri. Kadang-kadang ia akan membiarkan drinya lapar dan haus guna memberika
kesempatan kepada orang lain agar kenyang dan dan tidak kehausan.
pengertian
akhlak dari segi istilah, menurut pendapat para pakar di bidang ini. Ibnu
Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang
akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya secara singkat mengatakan bahwa akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan manusia ke dlm surga, maka beliau pun menjawab, “Takwa kepada Allah & akhlak yang mulia.” Dan beliau juga ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan manusia ke dlm neraka, maka beliau menjawab, “Mulut & kemaluan.” (HR. At-Tirmizi no. 2004)
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan manusia ke dlm surga, maka beliau pun menjawab, “Takwa kepada Allah & akhlak yang mulia.” Dan beliau juga ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan manusia ke dlm neraka, maka beliau menjawab, “Mulut & kemaluan.” (HR. At-Tirmizi no. 2004)
Sementara
itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) yang selanjutnya dikenal sebagai hujjatul
Islam (pembela Islam), karena kepiawaiannya dalam membela Islam dari berbagai
paham yang dianggap menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn Miskawaih,
mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
macam-macam perbuatan dengan gambling dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
Ciri-Ciri Perbuatan
Akhlak:
1) Tertanam kuat dalam
jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2) Dilakukan dengan mudah
tanpa pemikiran.
3) Timbul dari dalam diri
orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
4) Dilakukan dengan
sungguh-sungguh.
5) Dilakukan dengan
ikhlas.
2.5 Faktor-faktor
pembentuk akhlak
A. Instinct (naluri)
Nutritive instinct (auri maka sejak lahir)
Sexual istinct (naluri berjodoh)
Paternal instinct (naluri keibuan dan
kebapakan)
Combative instinct (naluriberjuang)
Naluri bertuhan
Akhlak dalam islam terbagi
kepada 2 bagian yaitu:
1.
Akhlak
Mahmudah/Karimah
Akhlak
Mahmudah adalah akhlak yang mulia yang sangat banyak jumlahnya seperti mengabdi
kepada Allah SWT, Mencintai Rasulullah, Sabar,
Pemaaf, Berbakti kepada orang tua, Suka musyawarah, dll. namun dilihat
dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia. Akhlak yang
mulia itu dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
a.
Akhlak
Terhadap Allah
Akhlak terhadap Allah adalah pengakuan
dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji
demikian agung sifat itu, yang jangankan manusia, Malaikatpun tidak akan
menjangkau hakekatnya, dan mengakui Allah memiliki sifat sempurna dan mahasuci
dari segala sifat kekurangan.
b.
Akhlak
Terhadap Diri Sendiri
Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan
menghargai, menghormati, menyayangi, dan menjaga diri sendiri dengan
sebaik-baiknya. Contohnya : tidak merokok, tidak minum-minuman beralkohol.
c.
Akhlak
Terhadap Sesama Manusia
Islam menganjurkan berakhlak yang baik kepada saudara,
karena ia berjasa dalam ikut serta mendewasakan kita dan merupakan orang yang
paling dekat dengan kita. Caranya dapat dilakukan dengan memuliakannya,
memberikan bantuan, pertolongan, dan menghargainya.
2.
Akhlakul
Madzmumah
Akhlakul
Mazmumah (akhlak yang tercela) adalah sebagai lawan atau kebalikan dari akhlak
yang baik sebagaimana tersebut di atas misal : Ujub, Riya’, Dengki, Iri,
Dendam, Hasud. Dalam ajaran Islam tetap membicarakan secara terperinci dengan
tujuan agar dapat dipahami dengan benar dan dapat diketahui cara-cara
menjauhinya.
2.2
Etika Pendidikan Agama Islam
A. Pengertian Etika
Etika secara
Etimologi berasal dari bahasa Yunani ”Ethos” yang berarti watak kesusilaan atau
adat. Identik dengan perkataan moral yang berasal dari kata lain “Mos” yang
dalam bentuk jamaknya “Mores” yang berarti juga adat atau cara hidup (Zubair,
1987:13).
Sedangkan Etika menurut
para ahli sebagai berikut (Abuddin, 2000: 88-89):
1. Ahmad Amin berpendapat, bahwa etika
merupakan ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang
seharusnya dilakukan manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia
di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus
diperbuat.
2. Soegarda Poerbakawatja mengartikan etika
sebagai filsafat nilai, kesusilaan tentang baik buruk, serta berusaha
mempelajari nilai-nilai dan merupakan juga pengatahuan tentang nilai-nilai itu
sendiri.
3. Ki Hajar Dewantara mengartikan etika
merupakan ilmu yang mempelajari soal kebaikan (dan keburukan) di dalam hidup
manusia semaunya, teristimewa yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang
dapat merupakan pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya yang dapat
merupakan perbuatan.
B. Etika Menurut Ajaran
Islam
Istilah
etika dalam ajaran Islam tidak sama dengan apa yang diartikan oleh para ilmuan barat.
Bila etika barat sifatnya ”antroposentrik” (berkisar sekitar manusia), maka
etika islam bersipat ”teosentrik” (berkisar sekitar Tuhan). Dalam etika Islam
suatu perbuatan selalu dihubungkan dengan amal saleh atau dosa dengan pahala
atau siksa, dengan surga atau neraka (Musnamar, 1986: 88).
Dipandang
dari segi ajaran yang mendasari etika Islam tergolong etika teologis. Menurut
Dr. H. Hamzah Ya’qub pengertian etika teologis ialah yang menjadi ukuran baik
dan buruknya perbuatan manusia, didasarkan atas ajaran Tuhan. Segala perbuatan
yang diperintahkan Tuhan itulah yang baik dan segala perbuatan yang dilarang
oleh Tuhan itulah perbuatan yang buruk (Ya’qub, 1985: 96).
Karakter
khusus etika Islam sebagian besar bergantung kepada konsepnya mengenai manusia
dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan dirinya sendiri, dengan alam dan
masyarakat (Naquib,1993: 83).
2.3
Definisi Moral
Istilah
Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’ yaitu mos
sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti yang
sama yaitu kebiasaan, adat. Bila kita membandingkan dengan arti kata ‘etika’,
maka secara etimologis, kata ’etika’ sama dengan kata ‘moral’ karena kedua kata
tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebiasaan,adat. Dengan kata lain, kalau
arti kata ’moral’ sama dengan kata ‘etika’, maka rumusan arti kata ‘moral’
adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan yang membedakan hanya
bahasa asalnya saja yaitu ‘etika’ dari bahasa Yunani dan ‘moral’ dari bahasa
Latin. Jadi bila kita mengatakan bahwa perbuatan pengedar narkotika itu tidak
bermoral, maka kita menganggap perbuatan orang itu melanggar nilai-nilai dan
norma-norma etis yang berlaku dalam masyarakat. Atau bila kita mengatakan bahwa
pemerkosa itu bermoral bejat, artinya orang tersebut berpegang pada nilai-nilai
dan norma-norma yang tidak baik.
‘Moralitas’
(dari kata sifat Latin moralis) mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan
‘moral’, hanya ada nada lebih abstrak. Berbicara tentang “moralitas suatu
perbuatan”, artinya segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya perbuatan
tersebut. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang
berkenaan dengan baik dan buruk.
A. Moral Islam
Lima
Nilai Moral Islam dikenal pula sebagai Sepuluh Perintah Tuhan versi Islam.
Perintah-perintah ini tercantum dalam Al-Qur'an surat Al-An'aam 6:150-153 di
mana Allah menyebutnya sebagai Jalan yang Lurus (Shirathal Mustaqim ):
Tauhid (Nilai Pembebasan)
1. Katakanlah: "Bawalah ke mari
saksi-saksi kamu yang dapat mempersaksikan bahwasanya Allah telah mengharamkan
yang kamu haramkan ini." Jika mereka mempersaksikan, maka janganlah kamu
ikut (pula) menjadi saksi bersama mereka; dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan orang-orang yang tidak
beriman kepada kehidupan akhirat, sedang mereka mempersekutukan Tuhan mereka.
Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu,
yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia,
Nikah (Nilai Keluarga)
2. berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu
bapa, dan
3. janganlah kamu membunuh anak-anak kamu
karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka;
dan
4. janganlah kamu mendekati
perbuatan-perbuatan yang keji (homoseks, seks bebas dan incest), baik yang
nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan Hayat (Nilai Kemanusiaan)
5. janganlah kamu membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang
benar". Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu
memahami (nya).
Adil (Nilai Keadilan)
6. Dan janganlah kamu dekati harta anak
yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa.
7. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan
dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar
kesanggupannya.
8. Dan apabila kamu bersaksi, maka hendaklah
kamu berlaku adil kendati pun dia adalah kerabat (mu), dan
Amanah (Nilai Kejujuran)
9. penuhilah janji Allah. Yang demikian itu
diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat,
10. dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini
adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti
jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari
jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.
2.4
Keterkaitan Akhlak, Etika, dan Moral
Apabila etika dan moral dihubungkan
maka dapat dikatakan bahwa antara etika dan moral memiliki obyek yang sama
yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia untuk selanjutnya di
tentukan posisinya baik atau buruk. Tolak ukur yang di gunakan dalam moral
untuk mengukur tingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan, dan
lainnya yang berlaku dimasyarakat.
Manfaat etika, moral dan
akhlak dalam kehidupan
Menjadikan insan yang lebih taqwa kepada
Allah.
Dapat membedakan mana yang baik dan mana
yang buruk.
Memperbaiki tingkah laku manusia untuk
menjadi pribadi yang baik.
Mengetahui dampak positif hidup rukun
dalam kehidupan.
Memahami pentingnya arti persatuan di dalam
kehudipan.
Menumbuhkan kesadaran pribadi untuk membentuk
nuansa kebersamaan dalam kehidupan sosial.
Dapat berperilaku mahmudah yaitu berakhlak
terpuji dan mampu mennghindari akhlak madzmumah.
BAB III
PENUTUPAN
3.1
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas saya
simpulkan bahwa etika merupakan suatu pola perilaku yang dihasilkan oleh akal
manusia dan suatu paham keilmuan yang berguna untuk menentukan pakah perbuatan
manusia itu dikatakan baik atau buruk berdasarkan pendapat akal pikiran.
Definisi moral merupakan nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Dan definisi
Akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk
melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Keterkaitan Etika Moral
dan Akhlak sangatlah penting bagi kehidupan sehari hari dan Kesemuanya itu juga
dapat menjadi pedoman bagi kita untuk mengevaluasi keadaan di sekitar kita
serta kita dapat dengan mudah memfilterisasi segala sesuatu yang kita dapatkan,
agar kita menjadi pribadi yang ber-etika, moral, dan akhlak yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abu
Bakr Jabir Al-Jaza’iri, Pedoman Hdiup Muslim, PT. Pustaka Litera Antar Nusa;
cetaka ke-8 1976
Hermawan,agus.2012.Pengantar
Pendidikan di Perguruan Tinggi.Kudus:An-Nur
Sumber lain :
http://nurhayati-catatanpenting.blogspot.com